Shibal Saekkiya!
"Shibal saekkiya!"
"Fuck jangan teriak!" Jaemin memekik tertahan.
.
.
.
"Sekyung, kau dengar sesuatu?"
"Ya."
Jaemin dan Byungchul berpandangan gugup.
"Tunggu sebentar aku periksa dulu—"
Dan untuk kali ini, Jaemin yang membekap mulut Byungcul dengan tidak berperikemanusiaan sama sekali.
Keringat dingin berceceran ketika ia mendengar suara langkah dari arah dalam. Namun jangan panggil ia Jaemin kalau tidak bisa lolos dari keadaan segenting ini.
Nyatanya, sepasang mata Sekyung tidak menemukan apapun ketika pintu terbuka. Raut tegas pun paripurna itu sempat menoleh satu-dua kali dan menghela nafas ketika gagal menemukan sumber keributan. Pria yang wajahnya dapat membuat kaum hawa dan adam jumpalitan kembali menutup pintu—tanpa ia tahu kalau di sudut mati, alias di balik pintu yang sempat membelalak, ada Jaemin dan Byungchul yang sama-sama melotot tegang.
"Mau dilanjutkan?" suara Sekyung mulai terdengar menjauh.
"Mau." disaut oleh suara Yiheon,
—dan pintu pun kembali ditutup.